Sabtu, 01 Oktober 2011

Setiap yang bernyawa pasti hidup, tanah yang mati disirami air akan hidup kembali

Setiap yang bernyawa pasti hidup, tanah yang mati disirami air akan hidup kembali



Benar tidak salah tidak, semua datang semata mata karena kehendak Maha Kuasa yang Maha Mendatangkan atas segalanya. Semua tumpuan kaki berada di tanah, dan kita patut bersyukur atas itu semuanya. Takut datang menghampiri jiwa ini, hingga tidurku berteriak menyentuhnya dengan dingin meski mereka berkata panas. Namun itu datang secara dingin dan berubahlah api yang dianggap panas menjadi anggapan dingin, jangan pesimis dengan apa saja yang terjadi semua pasti ada jalan keluarnya sendiri sendiri. Pesimisme datang karena kekhawatiran seseorang pada sesuatu yang menakutkan dirinya, karena persangkaan pribadi sendiri menjadi persangkaan yang umum.

Semaian padi malam itu terlihat aneh karena bentuknya tumbang tanpa terpotong satupun sedikitpun, ingatkah engkau kepada embun yang bersahaja yang kan membelaimu cinta. Benda tersebut berbentuk bulat melintas di atas tubuhku yang basah terhujani air sore itu, hingga malam itu aku takjub akan apa yang kulihat. Namun aku tak bisa bicara tentang hal itu selama lima tahun, dekat amat takut aku ingin bergerak menjauh namun rasa takjubku tak punah berhenti seketika, aku takjub sampai saat itu dan menyesal juga bertemu dengannya. Aku khawatir mereka datang membawaku pergi ke tempat yang jauh dari duniaku, hingga aku hilang tak punya tempat di tanah dan aku menjadi orang yang melayang.

Aku ingin bercerita tentang hal itu saat itu, kepada siapapun yang aku temui dan bertatap muka denganku. Aku agak ingat bahwa aku pernah bercerita seperti ini adanya, hingga ada sebuah suara pada awalnya yang mengajakku berkelana. Mungkin ini awal dari kelana ku yang akan kujalani, bersama benda benda yang di bumi dan di langit. Mereka hilang entah ke mana, berapa luas ya bumi ini. Kata kepalaku di otak bumi ini luasnya mencapai tujuh tingkat adanya, jangan jangan nanti ada lima belas. Entah aku hanya mendengar suara itu darinya, entah berapa tepatnya ya ? kita kira kira ada lima belas maka kapan kita temui lima belas lebih.

Aku berupaya agar engkau datang ku temui namun hati setankupun di tolak oleh Aku, siapa ya yang mengaku itu…….?. siapa Engkau wahai yang mengAku, kurasa engkau lebih tahu dari aku, dan hatiku bilang berucap bahwa hanya ini yang kumampu melihat kuasaMu. Jangan pergi ke situ sayang, sebab aku terjatuh karena pernah berniat itu ini. Entah aku bingung, berapa ya uang yang kumiliki untuk mendapatkanmu, kira kira hanya sepuluh atau lima ribu. Wah kalau kita bertemu mungkin akan kita gabung uang kita berdua jadi banyak, wah egois aku rasa aku telah merusak benda kakak. Wah aku bingung jadinya, aku bagaimana nantinya akan membuat perbaikan. Ah ternyata baru saja ku perbaiki teriakannya yang berbunyi tiiit tiiit tiiit tiiit…..hah hm aku puas mendengar itu, aku terima saja kasihmku ya Rabbi.

Engkau telah selamatkan dia ah kamu eh ternyata sedang, tolong bawa aku ke dalam perutmu sudah ku lewati yang ke lima kira kira tanganmu bu !. sekarang aku masuk yang ke enam menuju masuk ke dalam benda bendamu, semoga aku selamat kiranya nanti aku tak berasal dari satu wujud saja memahami adanya Sang Maha Sujud ku bersujud padaMu, di hatiku ada Kamu karena itu aku tak khawatir. Jauh itu yang kulihat di Andalas, memang aku dari Andalus utara di Pirenia, selamatkan aku aku surat suci As Samh bin Al Malik Al Khulwani dari lima kota Prancis selatan hingga dia wafat melawan tentara Kristen. Si tua Kristen itu telah pergi ke mana ya ? aku rasa dia minta selamt saja ya !, aku masih mendengar sahabat ku ini bernyanyi dia berasal dari Inggris Raya, namanya Cold Play, nama yang bagus itu. Kuutak atik lama itu seperti Cholid bin Walid panglima besar Afrika seperti Anwar Sadat kira kira dalam dunia modern kini hehh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar