Minggu, 02 Oktober 2011

Nabi Ibrahim ASW

Nabi Ibrahim ASW
Pada Zaman sebelum kelahiran Nabi Ibrahim ASW Dewa Sin atau dewa matahari adalah dewa yang di sembah oleh orang orang manusia di zaman sebelum kelahiran Nabi Ibrahim, dan mereka menyembah patung patung yang dianggap sebagai dewa dewi. Perbuatan yang tidak berguna tersebut amat dibenci Allah, hingga Allah mengutus Nabi Ibrahim ASW. Padahal matahari adalah ciptaan Allah SWT, bukan pula sebagai pencipta alam raya ini. Sejak saat itu Allah tidak membiarkan mereka untuk terus menyembah dewa matahari dan patung, adapun patung terbesar adalah patung dewa matahari. Betapa Allah tidak membuat kita berbuat syirik dengan menganggap matahari dan patung sebagai tuhan, benar tidak ada tuhan melainkan Allah SWT saja.

Patung yang dibuat oleh mereka dianggap membawa kebaikan dan keberuntungan, namun kenyataannya lain mereka juga tidak mengerti yang ghaib dan yang nyata. Dalam logika Nabi Ibrahim yang datang dari Allah patung tidak bisa bicara jika diajak bicara, tidak bergerak matanya karena mereka sebetulnya buta dan tuli, ditanya apa yang terjadi juga tidak tahu, mengerti juga tidak mengungkapkan, membawa siksa kubur dan siksa dunia akhirat belaka. Allah senantiasa menjaga hamba hambaNya agar tidak syirik dan membenci kekufuran, yang ada disekitar kita ini. Menyembah patung kata mereka berasal dari tradisi nenek moyang mereka, padahal Nabi Ibrahim mengajak kita untuk menyembah Allah SWT semata.

Al Qur’an Surat Al Baqarah 125. Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim[89] tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
               
               Nabi Ibrahim ASW adalah seorang Nabi yang berdakwah di sebuah kota bernama Babilonia, yang berada di bawah kekuasaan Raja Namrudz yang raja lela terhadap rakyatnya dengan memaksa mereka menyembah patung.  Adapun patung patung itu dibuat oleh ayah Nabi Ibrahim ASW yang bernama Azar, hingga dijajakan kepada para pembeli patung di sekitar tempat tinggalnya di kota Babilonia. Nabi Ibrahim menjajakan patung tersebut pada suatu hari hingga berkata kepada mereka “Belilah patung patung yang tak laku ini dan tak berguna ini” hingga , Nabi Ibrahim membuang patung patung tersebut ke dalam jurang hingga pecah berantakan.

Al Qur’an surat Al Baqarah Ayat 124. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji[87] Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku"[88]. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

Hikmah yang dapat diambil oleh kita dari kisah ini adalah bahwa patung itu benda mati yang tak berguna dan tak memberi guna dan manfaat, alangkah baiknya hati Nabi Ibrahim yang tidak percaya kepada patung patung tersebut. Itu semua terjadi dengan ilmu dan logika yang diberikan oleh Allah kepada beliau, yang menganggap Allah Ikhlas membuat segalanya.

Al Qur’an surat Al Baqarah 258. Apakah kamu tidak memperhatikan orang[163] yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan."[164]Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Sesungguhnya matahari, bulan dan bintang adalah ciptaan Allah SWT, bukan kita yang menciptakan mereka itu. Dari sini kita akan mengerti bahwa mereka adalah makhluk Allah yang sama seperti kita ini, yang tidak pernah diperintah untuk menyukutukan Allah SWT. Tidak boleh kita mengarang bahwa matahari yang menciptakan bumi, dan begitu juga sebaliknya. Juga kita tidak boleh menganggap bahwa manusia itu seperti tuhan, karena tidak ada daya dan upaya melainkan dari sisi Allah saja semua ini ada. Dengan berpasrah pada Allah saja kita akan mendapat  segala  yang kita minta, jangan pernah berpasrah kepada orang seperti Namrudz yang menganggap patung dan matahari adalah sesembahan manusia.

Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 260. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah[165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Dengan ingat kepada Allah kita akan mendapat keselamatan yang abadi dan kekal, segala yang kita miliki adalah titipanNya yang maha member. Sabar dan tawakkal serta Qona’ah kepada Allah akan menjadikan kita tidak tersesat kepada jalan jalanNya, yang banyak sebanyak nama namaNya. Kesesatan yang ada disekitar kita tidak akan bertahan lama, sebab Allah member petunjuk kepada kita. Adzab dan siksa dari Allah amat berat jika kita mengingkariNya, serta tak akan mendapat tuntunan dariNya. Meski kadang kala kita tidak berada dalam keberuntungan, namun janji yang diberikan Allah berupa surga akan datang kepada kita. Aku tidak benar yang benar hanya Allah SWT, segala siksa berasal dari sisi Allah sebagai cobaan kepada kita. Agar kita menjadi orang yang beruntung di kemudian hari, dan tidak tersesat dalam keinginan kita sendiri. Di bawah keadaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar